Refleksi Hari Guru 2025: Mengembalikan Marwah Guru di Tengah Tuntutan yang Terus Bertambah

 


Refleksi Hari Guru 2025: "Mengembalikan Marwah Guru di Tengah Tuntutan yang Terus Bertambah"

Hari Guru 2025 menjadi kesempatan bagi kita untuk melihat kembali bagaimana kondisi guru saat ini. Banyak guru merasa bahwa marwah atau kehormatan mereka semakin memudar di mata sebagian orang tua dan murid. Guru tidak lagi dipercaya, keputusannya sering diragukan, dan ketika muncul masalah di sekolah, guru sering menjadi pihak yang pertama disalahkan.

Salah satu fenomena yang sering terjadi adalah ketika murid mendapat nilai buruk, guru langsung dianggap salah. Padahal proses belajar tidak hanya ditentukan oleh guru. Kesiapan murid, dukungan keluarga, kebiasaan belajar, dan lingkungan juga punya peran besar. Namun sering kali, semua beban itu ditujukan kepada guru.

Tantangan bagi guru tidak berhenti di situ. Tuntutan kurikulum yang sering berganti ganti membuat guru harus terus menyesuaikan diri. Belum selesai memahami kurikulum yang satu, sudah muncul kebijakan baru. Guru harus belajar lagi, membuat perangkat ajar baru, memperbaiki asesmen, dan beradaptasi dengan sistem yang kadang berubah begitu cepat. Hal-hal ini membuat guru sering merasa kewalahan, terutama ketika perubahan terjadi tanpa adanya pelatihan dan waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri.

Namun, kita juga tidak bisa menutup mata terhadap kondisi di internal profesi guru sendiri. Masih ada sebagian guru yang belum menjalankan tugasnya dengan baik, kurang bertanggung jawab, kurang persiapan dalam mengajar, atau bersikap kurang baik kepada murid maaupun rekan sejawat. Perilaku seperti ini ikut mempengaruhi citra guru secara keseluruhan, meskipun banyak guru lain bekerja dengan penuh keikhlasan dan dedikasi.

Walaupun banyak tantangan, Hari Guru 2025 seharusnya menjadi momen untuk refleksi bersama, bukan saling menyalahkan. Orang tua perlu kembali memberikan kepercayaan kepada guru dan tidak langsung menuduh ketika terjadi masalah. Murid perlu dibimbing untuk menghargai gurunya. Sekolah dan pemerintah juga perlu memberikan dukungan nyata,baik dalam bentuk pelatihan, fasilitas, pengurangan beban administrasi, maupun peningkatan kesejahteraan.

Di sisi lain, guru juga harus terus memperbaiki diri. Menjadi lebih disiplin, profesional, bertanggung jawab, serta saling mendukung antar sesama guru. Karena marwah guru akan kembali kuat jika guru mampu menunjukkan integritas dan keteladanan yang konsisten.

Hari Guru 2025 mengajak kita untuk bekerja sama dan saling menguatkan. Ketika guru, orang tua, murid, dan sekolah berjalan dalam satu arah, pendidikan akan menjadi lebih baik. Mari bersama-sama mengembalikan marwah guru dan menciptakan lingkungan belajar yang sehat, menghargai, dan saling mendukung. Selamat Hari Guru 2025 semoga semangat memperbaiki diri dan membangun bersama selalu menyertai langkah kita. (Siti Waripah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages